20081006

BERBICARA DENGAN BATU

Sekilas wajah mengisyaratkan suasana sendu
Menyampaikan komposisi lagu dalam syair terlayu

“Apa kabarmu kawan…?”

Pertanyaan tak terjawab
Rasa penasaran semakin mendekat

“Ada apa denganmu…hingga wajahmu terlihat kusut begitu…?”

Malam semakin gelap, dingin mulai merapat
Tanpa basa-basi kau tenggak kopi hitam nan pekat
Tanpa permisi kau hisap kejenuhan dengan mantap

“Jangan pendam amarahmu…ceritakanlah semua masalah yang mengganggu… agar sedikit ringan beban dipikiranmu...?”

Mata itu dengan tajam menerawang
Bagai sebilah pedang ia mencari terang
Hendak melampiaskan dendam yang pernah teredam
Menunggu saat-saat dikumandangkannya kata-kata mengajak perang
Yang belum juga datang…

“Apa yang bisa kubantu…untuk menenangkan gejolak dijiwamu…
Agar kau bisa tersenyum lagi seperti dulu…?”

Tangan itu mengambil kopi
Disodorkan untuk kunikmati
Kuminum dengan sedikit birahi
Pahitnya sampai terasa dihati
Sepi meresapi….

Ku ambil remote televisi
Berharap memecahkan rasa sunyi

Berita hari ini…
Terjadi bencana tak terantisipasi

Dan kuganti…
Pembuat tempe dan tahu berdemontrasi

Dan kuganti…
Para pejabat tinggi sedang berdiskusi
Akh tak perduli…

Kawin cerai kalangan artis menjadi trendy
Mboh gak ngerti…

Dan kuganti lagi…
Iklan bersaing menawarkan produk berkwalitas tinggi

Kuganti lagi…
Mantan presiden Soeharto meninggalkan ibu pertiwi…
Lagi…
…………………………………………………………
Lagi…
…………………………………………………………
Kuganti lagi...
…………………………………………………………
Dan lagi…
…………………………………………………………
Lagi…
…………………………………………………………
Lagi………………Lagi……………Dan lagi…………
Lagi…Lagi..Lagi.LagiLagilagilaGilagilaGILA!!!Lagi…
Dan kuMATIkan!!!

“Bicaralah kepadaku kawan!?Jangan kau gunakan bahasa kalbu!!!
Aku tak bisa membaca apa yang mengganggu pikiranmu!!!
Gunakanlah bahasa melalui kata-kata!!!
Sebagaimana layaknya manusia berbicara!!!

Jikalau beban dalam pikiranmu terlalu berat!!!
Hingga kau merasa kalimat bukan sarana yang tepat!!!
Untuk menyampaikannya pun…kau takut salah alamat!!!
Gunakanlah bahasa isyarat!!!

Komunikasikan lewat irama!!!
Komposisikan lagu, ekspresikan gejolak Sukma!!!
Agar aku tahu…pintu mana yang harus kubuka…
Untuk menyembuhkan perasaanmu yang terluka…”

Tangan itu mengambil remote telivisi
Dihidupkannya untuk menonton berita hari ini

Bangsa Indonesia lagi bersedih hati…refleksikan kebesaran manusiawi
Melepas kepergian mantan presiden Soeharto yang meninggalkan bumi

“Ada apa denganmu kawan…!?”

Kurebut remote dari tangannya
KuMATIkan…
Kulempar kedinding kaku
Dan hancur berantakan

Ia dengan cepat berdiri
Hingga terjatuhlah itu kursi
Dan akupun berdiri
Menatap matanya yang dipenuhi api

“KAU ANGGAP SIAPA AKU INI!!!!
JIKA KAU TAK MENGANGGAPKU SEBAGAI KAWAN!!!!
ANGGAPLAH AKU SEBAGAI LAWAN!!!!
KOMUNIKASIKANLAH BAHASAMU YANG MEMBATU!!!
AGAR BISA KURASAKAN TINJUMU YANG LEMAH ITU!!!”

Kepalan tangannya mulai melemah,
Kearah televisi ia melangkah
Tangannya mulai menjamah
Secara manual ia ingin hidupkan……BUGH, tinjuku bersarang tepat diwajahnya

”APANYA YANG HIDUP!!!!”

BAGH…BUGH…DACH…DEAR….DOGS…
Pukulanku keluar dengan memaksa
Naluri bertahannya keluar dengan memangsa
BANG…BUGH…DAGS…DOOR…CROOT…CROOT…CROOT….
OUGH…….
Pukulannya bersarang diperut
Dan aku sempoyongan hampir semaput

Aku meloncat kebelakang satu langkah
Mengambil nafas yang sudah berbau darah

Kulihat matanya…
dan kulihat kembali masa lalu yang penuh gairah
Kulihat wajahnya…
dan senyumannya mulai merekah

Ia merogoh kantong saku
Mengambil sebatang rokok Dji Sam Soe
Disulut dibibirnya yang membiru
Dan diberikan kepadaku…sambil belagu:

“Apa kabarmu kawan, sudah lama kita tak bertemu!!?”

Ku ambil rokok dari tangannya, sambil kujawab dengan nada pilu:

“Ha…Ha…Ha…
Matamu tu biru…urusi dulu
Jangan sok perhatian nanya-nanya kabar orang,
WAGU!!!”

Aku mengambil posisi duduk
Menikmati rasa sakit dari tulangku yang remuk
Ia sempoyongan hendak membuat kopi tubruk
Berbicara nglantur seperti orang mabuk:

“Kejadian ini membuatku teringat…
Dimana darah dan keringat dapat dijadikan terapi pemicu semangat
Ingatkah kau pada film “Fight Club” kawan…
Dimana sebuah persahabatan terkemas dalam naungan kejantanan”

“Maksudmu, film tentang sekumpulan lelaki
Yang secara tidak sadar telah menciptakan sebuah terapi
Satu lawan satu mereka saling pukul melepas emosi
Melepas kejenuhan hidup yang terpikul dari aktivitas mereka sehari-hari”

“Betul kawan…setelah berbagai macam terapi tidak dapat mengobati
Ia akhirnya menemukan sebuah terapi baru dibalik kepalan tinju”

“Orang-orang itu sinting dengan ide gila
Melakukan refreshing dengan menyiksa tubuhnya
Untuk melupakan derita isi dikepala
Menurutku itu tindakan yang kurang bijaksana, seperti tak ada jalan lain saja”

“Bukankah itu berhasil kawan? Akh…andai saja perkumpulan itu ada
Jangan-jangan kamu pernah dengar keberadaan perkumpulan itu?”

“Aku tidak tahu…Dan tidak mau tahu atas keberadaanya”

“Bagaimana kalau kita re-kreasikan perkumpulan itu?”

“MATAMU!!!itu biru, urusilah dahulu….”

Kita bercerita membentang ruang dan waktu, mengingat masa lalu
Membuang malam yang semakin terasa lama berlalu
Menunggu datangnya pagi menjemput hari baru


Kurniawana at Yogya, Februari 08